Indonesia kaya akan kuliner termasuk sambal. Aneka variasi sambal tersebut tersebar dari barat hingga timur Indonesia. Namun, sayangnya tak ada data atau bukti yang merekam kekayaan sambal di Indonesia. Cita rasa khas Indonesia itu hingga saat ini belum terdokumentasi dengan baik sehingga tak diketahui secara pasti berapa jumlah racikan atau olahan cabai yang terdapat di Indonesia.


Hal itu disampaikan Vita Datau, Presiden Akademi Gastronomi Indonesia (AGI) beberapa waktu lalu.

"Saya bisa saja dan berani mengklaim kalau Indonesia adalah negara dengan gastronomi yang kaya dan hebat. Tapi, bagaimana caranya menunjukkan hal itu kalau tidak ada bukti," kata Vita.

Vita menyebut saat ini belum terdapat data yang mencatat kekayaan kuliner Indonesia. Padahal, pencatatan data kuliner itu penting untuk dapat mengenalkan kekayaan kuliner Indonesia ke dunia. Ini juga berguna untuk dapat mengetahui seluk beluk di balik sambal tersebut.

"Kalau ditanya ada berapa jumlah sambal. Itu adalah PR buat semua pemerintah dan pegiat kuliner. Sampai sekarang enggak ada data yang valid. Kalau saya perkirakan saja jumlahnya sekitar 50 sambal. Penting sekali untuk menginventaris jumlah sambal dan diperbaharui terus menerus," tutur Vita.

Menurut Vita, pencatatan data kuliner ini harus segera dilakukan bersama-sama demi kemajuan industri kuliner gastronomi Indonesia. Vita menilai selama ini pemerintah dan pegiat kuliner cenderung bekerja sendiri-sendiri.

Tercatat ada tiga lembaga yang menangangi bidang kuliner yakni Kementerian Pariwisata terkait restoran, soal budaya kuliner di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta bagian industri pada Badan Ekonomi Kreatif.

"Harus bekerja secara sinergis. Kalau sendiri-sendiri hasilnya enggak besar. Sekarang adalah waktu yang tepat karena warisan budaya kuliner ini semakin diminati dan dampaknya terhadap ekonomi kerakyatan sangat tinggi," ucap Vita.

Pendapat yang sama juga diutarakan oleh para koki andalan Indonesia. Para chef seperti Ragil Imam Wibowo dan Bara Pattiradjawane mengaku kesulitan mengetahui jumlah sambal yang ada di Indonesia, meski sehari-hari berurusan dengan sambal. Mereka menilai pencatatan sambal ini penting untuk kemudahan dalam mengembangkan kuliner Indonesia.

"Saya terus terang untuk sambal belum dapat literatur dengan jelas," kata Chef Ragil kepada CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.

Chef Ragil yang baru saja mendapat penghargaan Asian Cuisine Chef of the Year 2018 itu, menilai seharusnya kuliner Indonesia didokumentasikan dengan baik. Pendokumentasian itu berguna untuk memudahkan pegiat kuliner mencari informasi dan mengembangkan kreativitas.

Chef Ragil membandingkan Indonesia dengan beberapa negara yang memiliki data kuliner yang lengkap. Negara-negara itu memiliki sajian kuliner yang maju dan mendunia.

"Seharusnya memang ada baik pemerintahan atau swasta untuk mendokumentasikan semua kuliner bukan hanya sambal. Di negara lain sudah ada terutama Perancis, Italia, Jerman, tiga negara itu signifikan," tutur Chef Ragil.

Chef Ragil bahkan mengaku hanya terdapat satu buku yang merekam khasanah kuliner Indonesia. Buku itu mereupakan buku keluaran Departemen Pertanian bertajuk Mustika Rasa yang terbit pada 1962.

Sementara itu, Chef Bara mengaku sangat tertarik untuk dapat mendokumentasikan jenis sambal yang ada di Indonesia, lantaran belum ada yang melakukannya. Chef Bara pun mengaku tak berharap banyak pada pemerintah untuk mendata jumlah sambal di Indonesia.

"Saya tidak bisa katakan dari setiap provinsi ada banyak sekali sambal. Bisa dibilang rata-rata paling sedikit ada tiga di tiap provinsi. Akan sangat ideal sekali jika pemerintah mengerjakannya. Tapi mungkin pemerintah lagi sibuk dengan hal lain. Kalau sulit enggak sulit ya, tinggal siapa yang mau mengerjakan saja," ucap Chef Bara.

(rah/rah)
Puput Tripeni Juniman
sumber : https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180406211553-262-288976/data-sambal-di-indonesia-belum-terdokumentasi, akses tgl 23/10/2019. 

Axact

PERSAGI Bandung

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment: