Tumbuhan Ciplukan (Physalis minina) merupakan tumbuhan liar, berupa semak/perdu yang rendah (biasanya tingginya sampai 1 meter) dan mempunyai umur kurang lebih 1 tahun. Tumbuhan ini tumbuh dengan subur di dataran rendah sampai ketinggian 1550 meter diatas permukaan laut, tersebar di tanah tegalan, sawah-sawah kering, serta dapat ditemukan di hutan-hutan jati. Bunganya berwarna kuning, buahnya berbentuk bulat dan berwarna hijau kekuningan bila masih muda, tetapi bila sudah tua berwarna coklat dengan rasa asam-asam manis. Buah Ciplukan yang muda dilindungi cangkap (kerudung penutup buah).
Nama perdagangan : Ciplukan (Physalis peruviana, Linn.)
Nama Lokal : Morel berry (Inggris), Ciplukan (Indonesia), Ceplukan (Jawa); Cecendet (Sunda), Yor-yoran (Madura), Lapinonat (Seram); Angket, Kepok-kepokan, Keceplokan (Bali), Dedes (Sasak); Leletokan (Minahasa);
Untuk Penyakit : Diabetes melitus, Sakit paru-paru, Ayan, Borok;
BAGIAN TANAMAN YANG DIGUNAKAN : Efek farmakologi ini diperoleh dari penggunaan akar, daun dan buah.
Uji praklinis, Ciplukan mengandung physalin F dan physalin D. Dari hasil pengujian ternyata physalin F berkhasiat sebagai anti hepatoma terbesar, sedangkan berikutnya adalah khasiat sebagai anti Hela. Physalin F juga mempunyai efek anti tumor in vivo terhadap mencit penderita leukimia dengan p388 lymphocyticleukimia, sedangkan physalin D tidak terlalu aktif baik secara in vivo maupunin vitro, ChiangHC et al,(1992)(P.6)
Pemanfaatan :
1. Diabetes Mellitus
- Bahan: tumbuhan ciplukan yang sudah berbuah dicabut beserta akar-akarnya dan dibersihkan.
- Cara membuat: dilayukan dan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tingga 1 gelas, kemudian disaring.
- Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari.
2. Sakit paru-paru
- Bahan: tumbuhan ciplukan lengkap (akar, batang, daun, bunga dan buahnya).
- Cara membuat: direbus dengan 3-5 gelas air sampai mendidih dan disaring.
- Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari 1 gelas.
3. Ayan
- Bahan: 8-10 butir buah ciplukan yang sudah dimasak.
- Cara menggunakan: dimakan setiap hari secara rutin.
4. Borok
- Bahan: 1 genggam daun ciplukan ditambah 2 sendok air kapur sirih.
- Cara membuat: ditumbuk sampai halus
- Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit.
5. Influenza
- Tanaman 9 - 15 gram direbus,minum.
- Penetral racun untuk influenza, 3 pohon dipotong 5 cm, rebus di dalam 4 gelas air, sisakan 2 gelas, saring, minum. (Saran 3x2 kapsul per hari)
6. Sakit tenggorok
- Tanaman 9 - 15 gram direbus, minum. (Saran 3x2 kapsul per hari)
7. Batukrejan (pertusis)
- Tanaman 9 - 15 gram direbus, minum. (Saran 3x2 kapsul per hari)
8. Bronchitis
- Tanaman 9 - 15 gram direbus, minum. (Saran 3x2 kapsul per hari)
9. Gondongan (parotitis)
- Tanaman 9 - 15 gr direbus,minum. (Saran 3x2 kapsul per hari)
10. Pembengkakan buah pelir (Orchitis)
- Tanaman 9-15 g rebus,minum. (Saran3x2 kapsul per hr)
11. Bisul
- Daun ciplukan 1/2 genggam dicuci, digiling halus, diturapkan pada bisul dan sekelilingnya, lalu dibalut. Diganti 2 kali sehari.
12. Borok
- Daun ciplukan 1/3 genggam dicuci, digiling halus, ditambah air kapur sirih secukupnya untuk menurap borok. Diganti 2 x sehari.
13. Kencing manis (diabetes mellitus)
- Tanaman direbus dengan 3 gelas air jadi 1 gelas, saring, minum.
14. Sakit paru-paru
- Tanaman ciplukan lengkap direbus dengan 3 - 5 gelas air mendidih, saring, minum airnya 3 kali sehari 1 cangkir.
15. Ayan
- Buah ciplukan 8 - 10 butir dimakan setiap hari.
16. Pembengkakan prostat (pengalaman)
- Tanaman 9-15g rebus,minum. (Saran 3 x 2 kapsul per hari)
Tumbuhan ini memiliki berbagai kandungan kimia, yang sudah diketahui, a l : chlorogenikacid,- C27H44O-H2O,- asam sitrun dan fisalin, flavonoid, saponin, polifenol. Buah mengandung asam malat, alkaloid, tanin, kriptoxantin, vitamin C dan gula, biji ; elaidic acid.
Tumbuhan ini bersifat : analgetik, peluruh air seni, menetralkan racun (detoxifies), meredakan batuk, mengaktifkan fungsi kelenjar-kelenjar tubuh. Dalam farmakologi Cina disebut tumbuhan ini memiliki rasa pahit dan sifat sejuk.
Ciplukan untuk Obat Luka
Di kalangan masyarakat Indonesia ciplukan semula hanya dianggap sebagai tanaman liar dan tidak ada gunanya. Tidak tahunya di Prancis ciplukan telah bertengger sebagai buah eksklusif yang banyak digemari oleh para eksekutif. Bangsa lain yang juga suka makan buah ciplukan adalah orang Amerika, Kanada, Korea Selatan dan Taiwan. Selain ciplukan dimakan sebagai buah segar, semakin merebaknya pengobatan alternatif dan menggebunya dunia periset masa kini, permintaan ciplukan semakin melambung.
Ciplukan asalnya dari Peru. Menyebar di Eropa dibawa oleh orang Belanda. Di Indonesia orang yang pertama kali mengenal ciplukan adalah orang Maluku. Ciplukan namanya macam-macam. Di Jawa Tengah disebut ciplukan, di Jawa Barat disebut cecenet, di Bali dinamakan Nyor-nyoran.
Ciplukkan termasuk suku terung terungan (Calanacea). Dapat tumbuh di segala jenis tanah. Di tegalan, sawah dan halaman rumah. Biasanya ciplukan dapat tumbuh subur berdampingan dengan tanaman kedelai.
Batangnya pendek dan banyak cabangnya. Bunganya kecil-kecil. Warnanya putih kekuningan. Bentuk buahnya seperti lampu lentera. Kulit buahnya kalau masih muda warnanya hijau, bila sudah tua berubah menjadi kuning dan transparan. Buah ciplukan yang belum masak rasanya agak getir. Bila sudah masak rasanya manis, segar dan agak masam.
Ciplukan sejarahnya panjang. Sejak pertama kali ditemukan orang Romawi, diketahui ciplukan khasiatnya sangat manjur untuk menyembuhkan luka. Ini dibuktikan dalam buku Plantes Medicinalis, dua orang pakar botani Volak dan Jeristoduca mengisahkan.
Waktu bangsa Romawi sedang jaya-jayanya, sukanya menjajah bangsa Timur. Waktu mereka bertempaur di Irak Selatan, tentaranya banyak yang luka kena senjata tajam. Salah seorang kawannya menolongnya. Ia mengambil dedaunan di seputar tempat berperang. Daun itu dipilin-pilin sampai lumat. Lalu ditempelkan di atas luka itu. Sementara temannya yang sakit disuruh makan buah itu sebanyak-banyaknya.
Tidak lama kemudian lukanya kering dan ia jadi sembuh. Tanaman yang dipetik daunnya itu namanya ciplukan. Karena senangnya, tumbuhan itu diboyong ke Roma dan di sana dibudidayakan sebagai tanaman obat tradisional.
Kemudian dari hasil analisis yang dilakukan-abat, membuktikan ciplukan mengandung vitamin C yang relatif lebih tinggi dari buah anggur. Itulah yang menjadikan ciplukan sangat efektif dapat mengobati luka seperti yang dialami tentara Romawi. Selanjutnya Boorsma dan De Cleroq, penulis terkenal mengatakan, akar, daun dan buah ciplukan sangat manjur untuk mengobati luka, diabetes dan tekanan darah tinggi. Di zaman Belanda para pekerja bila kaki atau tangannya luka kena sabit, cepat sembuh setelah diobati daun ciplukan, buah coklat muda atau pupus kemlandingan. (fn/sc/to/sm/dt)
sumber : http://www.suaramedia.com/gaya-hidup/makanan/22486-sehatnya-tanaman-liar-ciplukan-bertengger-eksklusif-di-prancis.html, akses tgl 14/09/2010.
Post A Comment: