Bahan yang satu ini hampir selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebut saja sebagai bahan tambahan untuk masakan, membuat kue, membuat tumisan, dan campuran minyak goreng. Apa bedanya margarin dengan mentega? Titik kritis apa saja yang harus dicermati pada margarin?
Selama ini masyarakat banyak yang keliru beranggapan bahwa margarin dan mentega sebenarnya adalah sama. Namun sesungguhnya keduanya terbuat dari bahan yang berbeda. Margarin biasanya terbuat dari lemak tumbuhan (nabati) sedangkan margarin terbuat dari lemak hewani.
Meskipun tidak langsung dikonsumsi seperti mentega, namun margarin lebih banyak dipakai sebagai bahan tambahan untuk memasak aneka tumisan, bahan campuran membuat kut, bahan campuran minyak goreng agar rasa masakan gurih dan enak, dan lain-lain. Nah, meskipun terbuat dari lemak nabati namun margarin juga perlu dicermati kehalalannya.
Kalau dicermati dari bahan pembuatnya, margarin sendiri merupakan lemak padat yang sudah ditambahkan bahkan pengawet, pewarna dan perisa, bahkan diperkaya vitamin. Dalam proses pembuatan margarin juga ditambahkan emulsifier agar minyak dan air tersebut tercampur.
Dalam proses pembuatan margarin ada 5 tahap pembuatan, yaitu netralisasi, bleaching, hidrogenisasi, deodorisasi, dan emulsifikasi. Netralisasi merupakan proses pemisahan asam lemak bebas dari minyak atau lemak. Yang harus dicermati adalah proses bleaching yang menggunakan arang aktif. Arang aktif ini dapat terbuat dari tempurung kelapa, kayu, dan tulang. Nah, jika memakai tulang maka titik kritis kehalalannya penting untuk dicermati apakah memakai tulang babi atau tulang hewan yang tidak disembelih secara Islami.
Pada proses pembuatan margarin juga biasanya ditambahkan bahan-bahan yang larut minyak seperti pewarna, perisa, vitamin, dan emuslifier, antioksidan, dan bahan tambahan larut air seperti garam, susu, dan whey. Disinilah peran emulsifer yaitu untuk menstabilkan emulsi dan mencegah pemisahan fase minyak dan air. Dan untuk mencegah kerusakan dan memperpanjang masa simpan, maka produk campuran tersebut kemudian dipasteurisasi.
Emulsifier bisa berasal dari lemak hewani maupun nabati. Bila berasal dari lemak hewani sudah jelas yang harus diperhatikan asal hewan tersebut sedangkan jika dari lemak nabati, titik kritisnya berasal dari enzim yang digunakan. Enzim ini rentan terbuat dari bahan-bahan non halal seperti porcine pancrease lipase (enzim yang berasal dari pankreas babi). Selain itu gelatin, flavor, dan gelatin juga merupakan titik kritis kehalalan yang harus dicermati.
Saat ini margarin yang beredar di pasaran banyak yang berupa margarin impor. Oleh karena itu konsumen muslim hendaknya lebih berhati-hati dalam memilih. Pastikan sebelum membeli pilihlah yang telah mencantumkan lebel halal.
(eka/Odi)
sumber : https://food.detik.com/info-halal/d-1640949/yuk-cermati-bahan-emulsi-pada-margarin, akses tgl 11/11/2019.
Post A Comment: