Hewan liar seperti kelelawar dan ular dituding biang pemicu virus corona yang menjangkiti warga Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Menurut Peneliti Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Sugiyono Saputra, kandungan zat pada daging ular dan kelelawar didominasi oleh protein.
Ketika daging ular dan kelelawar dikonsumsi, potensi untuk membawa penyakit pun tinggi karena keduanya termasuk hewan liar.
“Kandungan dominan mungkin protein. Bahayanya, karena hewan tersebut liar, potensi membawa penyakitnya juga tinggi. Kita tidak tahu mereka dari mana, mangsanya apa saja,” kata Sugiyono seperti dilansir CNNIndonesia.com, Jumat (24/1).
Biasanya, tubuh ular mengandung sejumlah bakteri, salah satunya adalah Salmonella. Bakteri ini dapat menyebabkan keracunan dan masalah pencernaan.
Selain bakteri, mengkonsumsi daging ular juga rentan terkena infeksi parasit seperti trichinosis, pentastomiasis, gnathostomiasis, dan sparganosis.
Ular sering berburu kelelawar di alam liar. Laporan menunjukkan bahwa ular dijual di pasar makanan laut lokal di Wuhan, meningkatkan kemungkinan bahwa 2019-nCoV (kode protein) mungkin telah melompat dari spesies inang – kelelawar – menjadi ular dan kemudian ke manusia pada awal wabah koronavirus ini.
Meskipun persentase virus corona hanya berkisar 34 persen untuk kasus MERS (Middle East Respiratory Syndrome) dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) sebesar 15 persen tetapi mesti diwaspadai penyebarannya.
By smscom
Editor : Budi Sarmun
sumber : https://suaramerdekasolo.com/2020/01/25/pengamat-lipi-protein-daging-kelelawar-tinggi-tapi/, akses tgl 27/04/2020.
Post A Comment: