Jangan dikonsumsi berlebihan, ya


Selama ini, madu dikenal sebagai makanan alami yang menawarkan banyak manfaat kesehatan. Madu juga terbukti mengandung antioksidan dan mineral penting lainnya. Bahkan, madu disebut-sebut merupakan pilihan alternatif yang sehat pengganti gula.

Terlepas dari fakta bahwa madu memiliki banyak manfaat kesehatan. Nyatanya, madu tetap memiliki efek samping bagi tubuh sehingga tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan, terlebih bagi individu dengan masalah kesehatan tertentu. Lantas, apa sajakah efek samping madu bagi kesehatan? Berikut beberapa di antaranya.

1. Alergi

Individu yang alergi terhadap serbuk sari juga bisa mengalami alergi terhadap madu. Alergi madu dapat menyebabkan anafilaksis, kondisi yang berpotensi mengancam jiwa yang ditandai dengan ruam kulit, pembengkakan wajah, mual, muntah, dan syok.

Menurut sebuah studi dalam jurnal Asia Pacific Allergy, alergi terhadap madu diyakini disebabkan oleh propolis, zat yang digunakan oleh lebah saat membangun sarang lebah. Kendati demikian, alergi madu sebenarnya merupakan kasus yang jarang terjadi.

2. Meningkatkan kadar gula darah

Meskipun madu bisa menjadi alternatif bagi gula pasir, madu tetap mengandung gula. Melansir Internasional Journal of Food Science and Nutrition, madu dapat meningkatkan kadar gula darah dalam jangka panjang.

Asupan madu dalam jangka panjang dapat meningkatkan kadar hemoglobin A1C, hemoglobin yang terikat dengan glukosa dalam darah. Tingginya kadar hemoglobin A1C ini terkait dengan meningkatnya risiko terkena diabetes.

Selain itu, baik madu, gula, maupun sirop jagung fruktosa sama-sama meningkatkan kadar trigliserida dan mengganggu respons glukosa dengan cara yang sama.

3. Risiko keracunan makanan

Menurut U.S National Library of Medicine, madu secara alami mengandung mikroba, seperti bakteri, ragi, dan jamur yang berasal dari debu, udara, kotoran, dan serbuk sari. Namun, di sisi lain, madu memiliki sifat antimikroba sehingga mikroba alami ini tidak selalu memberikan dampak buruk bagi tubuh.

Akan tetapi, tetap saja ada kemungkinan bahwa madu dapat membawa kontaminasi sekunder yang berasal dari proses pengolahan oleh manusia, seperti wadah, angin, debu, dan lingkungan.

4. Memicu kerusakan gigi

Selain mengandung gula, madu juga memiliki sifat yang lengket. Kombinasi ini dapat menyebabkan kerusakan gigi dalam jangka panjang jika kamu tidak berkumur dengan benar setelah mengonsumsi madu.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Colorado State University menyatakan bahwa gula alami seperti madu memiliki efek merusak gigi yang sama dengan gula rafinasi. Ditambah, sisa madu yang menempel di gigi menjadi makanan bagi bakteri yang mendukung pertumbuhan bakteri tersebut di dalam mulut.

5. Botulisme pada bayi

Botulisme pada bayi terjadi ketika bayi menelan spora bakteri yang menghasilkan racun di dalam tubuh. Ini terjadi karena adanya C. botulinum dalam madu yang merupakan strain bakteri.

Untuk itu, menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam British Medical Journal, para peneliti merekomendasikan untuk tidak memberikan madu kepada bayi yang berumur kurang dari satu tahun.

Botulisme bayi dapat menyebabkan gangguan fungsi motorik dan otonom pada bayi dengan gejala yang mungkin ditimbulkan, seperti konstipasi, kelemahan, kelopak mata kendur, kehilangan ekspresi wajah, tangisan yang lemah, dan gangguan pernapasan.

Tak selamanya baik, konsumsi madu yang berlebihan dan tidak tepat juga berbahaya bagi kesehatan, lho. Yuk, lebih awas lagi!

Eka ami
sumber :  https://www.idntimes.com/health/medical/eka-amira/efek-samping-madu-c1c2, akses tgl 15/11/2020.

Axact

PERSAGI Bandung

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment: