Tafaur alam etimologi Bahasa Indonesia yang merupakan serapan dari bahasa arab adalah merenung, memikirkan, atau menimbang-nimbang dengan sungguh-sungguh; dalam arti luas tafakur adalah salah satu cara untuk merenungi beragam bentuk kebesaran Allah SWT. Tafakur dimulai dari hati yang berpusat di dada, bukan dari akal yang berpusat di kepala.
Buku yang berjudul “Tafakur buah dan sayur” membahas, mengupas sisi lain (diluar pakem) yang ada. Ini merupakan pemikiran mendalam dari seorang penulis yang berprofesi sebagai ahli gizi. Akan tetapi di awal-awal pembahasan kita tidak akan membaca pembehasan sayur dan buah dari segi media atau ilmu gizi. Pembahasan awal lebih melihat dari sisi lain dari buah atau sayur tersebut, sehingga kita semua bisa mentafakuri diciptakan buah atau sayur tersebut yang berhubungan dengan sifat manusia yang banyak ditemui oleh penulis.
Dari penuturan Bahasa yang dituangkan dalam tulisan yang ringan dan mudah dicerna, tentu suatu yang JANGAN dilewatkan bagi kita yang biasa membaca atau gemar membaca, dan akan berlanjut pada suatu perenungan kenapa Allah SWT menciptakan buah dan sayur tersebut.
Penuturan bahasa yang menjadi pemikiran saya di awal “Rek dibawa kamana nu maca buku ieu” (akan dibawa kemana pembaca dengan mebaca buku ini), yang ternyata memunculkan suatu yang mengelitik “Naha kapikiran eta jalma teh” (Kok terpikir hal tersebut oleh penulis). Klo kata netizen mah yang gemar membaca dan bertafakur……TE O PE BE GE TE, tapi klo netizen yang nyinyir mah……buku naon ieu teh meni teu pegeh (buku apa ini gak tahu arahnya). Silahkan anda menilai mensendiri dan menentukan posisi dimana anda berpihak.
Post A Comment: