Memiliki berat badan ideal tidak semata hanya demi penampilan, tetapi juga dengan alasan kesehatan yakni menghindari obesitas.
Mengetahui berat badan ideal dapat dilakukan dengan cara indeks massa tubuh (IMT). Indeks massa tubuh (IMT) adalah ukuran yang digunakan untuk mengetahui status gizi seseorang yang didapatkan dari perbandingan berat dan tinggi badan.
Cara menghitung IMT dapat dilakukan dengan cara sederhana dan tanpa bantuan alat khusus.
Lalu, bagaimanakah cara menghitung indeks massa tubuh (IMT)?
Menghitung indeks massa tubuh ideal
Dokter spesialis gizi klinik dari Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) Siloam Hospital Jakarta Selatan Inge Permadhi memaparkan cara untuk menghitung indeks massa tubuh.
Cara menghitungnya adalah berat badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan ukuran meter kemudian dikuadratkan.
"Misal berat badannya 85 tingginya 160 jadi 85 dibagi 1,6 dibagi sekali lagi 1,6," kata Inge saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (5/3/2022).
Menurut Inge, berat badan normal (ideal), nilai dari pembagian berat badan dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat itu sama dengan 18,5 sampai 22,9.
Berikut adalah daftar indeks masa tubuh:
- Kurang dari 18,5: berat badan kurang
- 18,5 sampai 22,9: berat badan normal
- 23 sampai 24,9 disebut dengan over weight
- 25 sampai 29,9 disebut dengan OB (obesitas) 1
- 30 sampai 39,9 disebut dengan OB2
- Lebih dari 40 disebut dengan obesity morbid atau obesitas ekstrim.
Manfaat indeks massa tubuh
Mengukur indeks massa tubuh dapat menjadi sebuah peringatan bagi seseorang. Sehingga orang tersebut perlu berhati-hati agar tidak sampai obesitas.
Dengan indeks massa tubuh, berarti sesorang tersebut dapat mengetahui badannya masuk ke level katergori obesitas tingkat berapa, normal, atau over weight atau bahkan obesitas.
"Kan kalau misalnya tadi sudah lewat dari 22,9/23 gitu ya kan dia sudah dikatakan sebagai over wieght. Jadi dia perlu berhati-hati dong jangan sampai obesse," ucap Inge.
Dengan seseorang mengetahui dirinya obesitas, maka harus berhati-hati dengan pola makan dan melakukan olahraga agar dapat menurunkan berat badan.
"Itu akan membantu dia untuk aware, oh saya ini misal sudah over weight tapi saya ingin segera mempunyai berat badan yang normal ya jangan lupa diet juga, jangan sampai kebablasan terus menjadi obesitas," jelasnya.
Cara menghindari obesitas
Inge menjelaskan, hal yang pertama harus dilihat terlebih dahulu apakah pola makannya berlebihan atau tidak.
Jika makan berlebihan tidak diimbangi dengan olahraga, berakibat energi yang berlebihan dari makanan tersebut dapat tertumpuk di dalam tubuh menjadi lemak.
"Nah ketika menjadi lemak, makin lama makin banyak lemaknya lama-lama menjadi gemuk," ungkapnya.
"Makannya harus diet dong," lanjutnya.
Kedua, harus melakukan aktivitas fisik olahraga. Karena olahraga dapat membakar lemak yang sudah berada di dalam badan.
Selanjutnya, agar tidak terjadi obesitas, masyarakat diharapkan menghindari makanan yang berlemak dan tinggi gula.
Dampak obesitas
Obesitas dapat memicu berbagai macam penyakit tidak menular atau disingkat dengan PTM.
Berikut adalah contoh risiko penyakit yang dekat dengan orang gemuk menurut dokter Inge:
- Diabetes melitus
- Stroke
- Kelainan di darah atau yang dikenal dengan dislipidemia
- Hipertensi
- Serangan jantung
- Penyakit batu empedu
- Menyebabkan infertilitas
- Menyebabkan kanker
- Menyebabkan nyeri pada sendi, terutama sendi kaki dan pinggang
Saran dokter
Inge menyarankan, jika menderita obesitas, seseroang dapat datang kepada ahlinya untuk meminta nasihat diet dan olahraga yang baik, sehingga bisa menurunkan berat badan.
Masyarakat jangan sampai obesitas, karena hampir semua penyakit termasuk dalam obesitas.
"Karena obesitas itu disebut sebagai ibunya dari berbagai macam penyakit," pungkasnya.
Editor : Sari Hardiyanto
sumber : https://www.kompas.com/tren/read/2022/03/06/125000065/cara-menghitung-berat-badan-ideal-agar-dapat-terhindar-dari-obesitas?page=all, akses tgl 07/03/2022.
Post A Comment: