Bukan hanya sekadar makanan, tumpeng dikenal sebagai hal yang sakral. Bahkan bentuk dari tumpeng memiliki filosofi yang mendalam. Ini sejarahnya.


Beberapa waktu lalu, media sosial dihebohkan dengan video penceramah yang menyebut bahwa tumpeng adalah simbolisasi agama Hindu. Menurutnya, seseorang yang membuat tumpeng, berarti dia sudah beragama Hindu.

Sebenarnya, tumpeng sudah ada jauh sebelum Hindu dan Islam masuk ke Nusantara. Hal tersebut dijelaskan oleh Chef Wira Hardiyansyah, dalam webinar berjudul 'Sarasehan Tumpeng' bersama Aksara Pangan yang bekerja sama dengan FTP, Universitas Gadjah Mada(10/12).

Dalam webinar tersebut, Chef Wira menjelaskan sejarah tumpeng dan ketarkaitannya dengan tradisi selametan yang kerap dilakukan oleh umat Muslim.

Berikut 5 fakta sejarah tumpeng sebelum menjadi sajian populer syukuran.

1. Apa Itu Tumpeng?

Tumpeng merupakan makanan khas Jawa berupa nasi yang dibentuk kerucut. Bisa nasi kuning, bisa juga nasi putih. Nasi tersebut kemudian disajikan dalam nampan.

Kemudian, nasi tumpeng dihias cantik dengan penempatan aneka lauk-pauk di pinggir melingkar mengikuti bentuk tumpeng. Aneka lauk yang disajikan ada ikan teri, tempe orek, telur, ayam hingga urap.

Tumpeng bukan hanya sekadar makanan. Bagi masyarakat Jawa, tumpeng merupakan hal yang sakral. Menurut Chef Wira Hardiansyah tumpeng merupakan singkatan dalam bahasa Jawa.

Singkatan tersebut adalah 'Tumapaking panguripan-tumindak lempeng-tumuju pangeran'. Artinya adalah tertatanya hidup, berjalan lurus kepada Tuhan.

2. Asal-muasal Tumpeng

Sempat viral bahwa tumpeng disebut-sebut sebagai simbolisasi dari agama Hindu. Hal tersebut disampaikan oleh penceramah Ustaz Abdul Aziz dan menjadi heboh di media sosial.

Chef Wira menjelaskan bahwa tumpeng sudah ada jauh sebelum masuknya agama yang diakui oleh pemerintah masuk ke Nusantara. Tumpeng ada saat masyarakat masih menganut kepercayaan Kapitayan.

Saat itu, tumpeng disajikan untuk sesaji sebagai media doa

Tak hanya itu, tumpeng juga tercatat dalam Serat Centini yang menyebut bahwa tumpeng identik dengan tradisi makan bersama atau bancakan. Hingga saat ini, tumpeng sering disajikan untuk acara selametan.

3. Awal Mula Tumpeng Identik dengan Selametan

Sebelum viral seorang Ustaz yang mengatakan bahwa tumpeng adalah simbolisasi agama Hindu, tumpeng justru erat kaitannya dengan acara selametan pada agama Islam.

Chef Wira menjelaskan bahwa ada keterkaitan antara tumpeng dengan Wali Songo dalam menyebarkan agama Islam di nusantara.

"Itu berawal dari Sunan Bonang yang datang ke sebuah desa di Kediri. Dulu di sana ada aliran yang dianggap ekstrem. Aliran itu ada upacara pengorbanan yang mengharuskan makan manusia," ujar Chef Wira.

Upacara itu kemudian ditiru oleh Sunan Bonang, tapi tanpa ada pengorbanan. Upacara itu dikenal dengan 'selametan'. Dalam selametan, Sunan Bonang menaruh tumpeng sebagai wujud rasa syukur kepada Alla SWT.

4. Makna Tumpeng Berbentuk Kerucut?

Tumpeng merupakan hal yang sakral. Wujudnya yang berbentuk kerucut saja memiliki filosofi yang mendalam. Orang Sunda mengibaratkan tumpeng seperti matahari dan gunung.

Nampan yang dihias dengan daun pisang mengibaratkan seperti matahari. Tumpeng yang populer di Sunda adalah berwarna kuning. Warna kuning itu disimbolkan sebagai warna matahari.

Sementara bentuk tumpeng mengibaratkan seperti gunung. Mereka sangat mengsakralkan gunung, karena mereka percaya bahwa gunung adalah tempat bersemayamnya para dewa dan arwah leluhur mereka.

Jadi, mereka perlu untukmensucikan dengan cara menyajikan makanan persembahan yang bentuknya menyerupai gunung Mahameru. Hal tersebut juga dipercaya oleh mereka yang menganut agama Hindu. Dariitulahnya, tumpeng banyak dikaitkan dengan agama Hindu.

5. Adanya Pergeseran Nilai

Semakin berkembangnya zaman, terjadi pergeseran nilai tentang pemaknaan tumpeng. Terutama saat masuknya agama Islam dan mempengaruhi kebudayaan lokal masyarakat Jawa.

Orang-orang Muslim tidak lagi meyakini benda-benda yang memiliki kekuatan ghaib, seperti yang diyakini oleh keyakinan Kapitayan maupun Hindu-Buddha.

Orang Muslim hanya menjadikan tumpeng sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT. Tak hanya itu, mereka juga mengubah mantra menjadi doa yang berisi pujian kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.


Riska Fitria
sumber : https://food.detik.com/berita-boga/d-5291542/5-fakta-tumpeng-yang-sudah-ada-sejak-kepercayaan-kapitayan?single, akses tgl 24/01/2022.

Axact

PERSAGI Bandung

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment: