Setiap musim semi, pada bulan Maret hingga Mei, warga Oaxaca di Meksiko selatan menunggu kedatangan chicatana, semut terbang yang dimanfaatkan sebagai bahan sambal di restoran-restoran mahal.


"Seperti hujan semut. Mereka jatuh dari langit, Anda bisa mengambilnya dalam jumlah banyak dan kemudian memanggangnya (untuk dimakan)," kata Gabriel Hernandez Cruz, seorang guru di pinggiran Oaxaca.

Cruz dan warga di Oaxaca setia menunggu chicatana, serangga berwarna cokelat kemerah-merahan yang biasanya meninggalkan sarang pada dini hari. "Mereka tak sulit untuk ditangkap," kata Cruz yang mencari chicatas sebelum fajar. "Gerak mereka lambat dan mudah jatuh ke tanah. Anak-anak senang berlarian menangkap serangga ini."

Setiap kali musim chicatana tiba, semua orang merasa senang. Uniknya, chicatana hanya datang selama dua hari, jadi bisa dipahami kalau warga menunggu-nunggu serangga ini.

Juru masak dari kota kecil La Canada, Ricardo Arellano, masih ingat bagaimana ibunya menyajikan semut terbang ini yang dipadu dengan tortilla. Kadang ibunya juga membuat sambal dari serangga ini.

Semut terbang hanya muncul di Oaxaca, Meksiko selatan, antara bulan Maret hingga Mei dan itu pun cuma beberapa hari saja.

Bagaimana proses pembuatannya?

Di dapur restoran Criollo milik pesohor Enrique Olvera, saya melihat dari dekat bagaimana Arellano menyiapkan sambal semut terbang berdasarkan resep dari sang ibu.

Rp620.000 per setengah kilo

Ia memulai dengan memanggang semut, seluruh bagian dipanggang termasuk sayap. Ia kemudian memanggang daun alpukat dan cabe sebelum menambahkan bahan-bahan lain seperti bawang putih mentah ke dalam molcajete, cobek tradisional ala Meksiko.

Saya mencoba sambal ini dengan tortilla jagung segar. Kesan pertama, tidak terlalu lembut, renyah dan ada bau bawang putih. Bisa dikatakan sangat kompleks padahal bahan yang dipakai tak terlalu banyak.

Rasa serangga yang intens mengingatkan saya dengan keju asap.

Memakan serangga bukan hal yang baru di Meksiko. Warga di negara ini sudah sejak lama mengonsumsinya, dengan berbagai alasan, antara lain adalah kemiskinan dan kelangkaan pangan.

Harga semut terbang termasuk mahal, sekitar Rp600.000 per setengah kilogram.

"Ketika seorang ibu mencoba memberi makan ke anak-anaknya dan tak ada makanan yang tersedia, semut-semut ini bisa menjadi pilihan karena rasanya yang kaya dan juga memiliki kandungan protein yang tinggi," kata Arellano.

Sambal semut ini tadinya hanya populer di rumah tangga namun sekarang merambah ke restoran-restoran mahal. Arellano membeli semut terbang dengan harga 850 peso (sekitar Rp620.000 ) per setengah kilogram. Tergolong mahal karena memang serangga ini hanya tersedia beberapa hari saja dalam satu tahun.

Tren sesaat atau?

Dewasa ini tak hanya semut yang masuk ke meja-meja restoran mahal di Meksiko. Serangga-serangga lain juga diburu orang antara lain didorong oleh rasa penasaran dan gerakan gastronomi internasional yang memandang serangga sebagai bagian dari masa depan.

Kandungan protein pada serangga bervariasi namun sejumlah laporan menyebutkan rata-rata kandungannya setara dengan protein per satu gram daging sapi. Ditambah dengan rendahnya efek negatif terhadap lingkungan membuat Perserikatan Bangsa Bangsa menyebut serangga sebagai makanan masa depan.

Selain sebagai bahan utama sambal, semut terbang juga bisa dimakan, tentunya setelah dipanggang dan dihilangkan sayapnya, persis seperti kacang.

Sebagian warga hanya memakan bagian ekor atau mengeluarkan bahan berlemak berwarna putih dari perut semut, yang biasanya dimanfaatkan untuk membuat saus krim. Ada juga yang menggunakan chicatanas untuk membuat mayones.

Belum bisa dipastikan apakah memakan serangga seperti semut terbang ini tren sesaat atau awal dari satu kebiasaan yang bertahan lama.

Yang pasti, setiap tahun ketika musim chicatanas tiba, warga di sekitar Oaxaca menyambutnya dengan suka cita.

Susannah Rigg
sumber : https://www.bbc.com/indonesia/vert-tra-40513482, akses tgl 24/07/2022.

Axact

PERSAGI Bandung

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment: