Jengkol seringkali dianggap makanan kampung. Namun kenyataannya, banyak orang kangen dengan si 'kancing lepis.'
Tak dimungkiri, jengkol memang tak cuma ada di Indonesia tapi juga di negara-negara lain. Dosen Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor Hermanto Siregar mengungkapkan tanaman jengkol memang sudah ada dari dulu dan tidak hanya ada di Indonesia.
Jengkol adalah tumbuhan yang hidup di Asia Tenggara, buah yang termasuk keluarga polong-polongan ini juga dikenal di Malaysia, Thailand, Myanmar, Laos, Filipina
"Di Malaysia dan di Thailand juga ada pohon jengkol. Sama seperti di kita, di sana jengkol juga dimakan sebagai lauk dari tanaman untuk dimasak," kata Hermanto kepada CNNIndonesia.com, Selasa (23/8).
Kecintaan dan kerinduan pada jengkol ini makin terasa ketika tinggal di negara-negara yang jauh dari Indonesia dan juga sulit menemukan jengkol. Bagaimana dengan mereka yang tinggal di Eropa?
Hal ini yang dirasakan oleh Deddy Iskandar yang saat ini menetap di 's-Hertogenbosch, Belanda. Deddy mengungkapkan bahwa di Belanda dia bisa menemukan jengkol, hanya saja tidak mudah dan tentunya tak murah.
Deddy mengatakan umumnya, orang Indonesia bisa mendapatkan buah jengkol dari jastip atau jasa titip. Namun, jengkol juga tersedia di toko-toko Asia yang ada di kota tersebut.
"Untuk satu pack kecil di sini dijual sekitar 3,5 euro atau 4,5 euro. Itu pun kecil banget. Untung-untungan juga kalau dapat yang bagus," kata Deddy kepada CNNIndonesia.com, Rabu (24/8).
Terkadang, meski harganya cukup mahal dibandingkan dengan di Indonesia, Deddy juga sering membelinya untuk memuaskan kerinduannya pada jengkol. Bau jengkol yang dirindukannya pun langsung menyeruak di dapurnya, ya, dia memang mengolahnya sendiri di rumah.
Sadar bahwa jengkol punya bau yang khas dan dia tinggal di negara yang tak akrab dengan baunya, dia juga pernah diprotes tetangga. Para tetangga sekitar rumah Dedy bertanya-tanya apa yang ia masak karena tidak familiar dengan bau jengkol.
"Sama halnya seperti ikan asin atau terasi. Kita kan kalau masak bahan-bahan itu baunya merempah luah kemana-mana. Biasanya saya suka memberi masakan saya ke tetangga kalo udah jadi, termasuk jengkol. Mereka tetap suka dan bilang bahwa itu enak," ujar Deddy.
"Kalau saya nggak kasih tahu bahwa itu jengkol, pasti orang-orang pada makan. Apalagi orang Belanda suka makanan yang manis-manis. Kalau saya masak semur jengkol dan mereka enggak tahu kalau itu jengkol, pasti lahap dimakan," lanjutnya.
Demi mengurangi aroma semerbak jengkol, dia pun juga melakukan berbagai cara. Dia mengungkapkan bahwa dia sempat merendam semalaman.
"Tujuannya biar enggak bau-bau banget kalau diolah dan akhirnya tetap aja bau sekampung."
"Tapi ada cara baru dengan direbus di rice cooker, masih bau tapi enggak setajam dengan cara tradisional."
Jengkol Mahal di Finlandia
Contoh lain, ada Ayu Hartoyo yang tinggal di Helsinki, Finlandia mengatakan bahwa jengkol juga tersedia di negara yang ditinggalinya. Walaupun tidak pernah membeli, Ayu mengatakan bahwa jengkol dijual setidaknya 7 euro sampai 8 euro atau sekitar Rp110 ribu untuk satu kotaknya.
"Untung aku bukan fans jengki (jengkol) ya, bisa bangkrut!" katanya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (24/8).
Tak hanya di Belanda dan Finlandia, jengkol di luar negeri pun tersedia di Jerman walaupun terbilang sangat langka. Hal ini dikatakan oleh Fandi Stuerz yang menetap di Frankfurt, Jerman.
"Enggak ada jengkol di sini. Musti PO (purchase order) dari Indonesia," kata Fandi kepada CNNIndonesia.com, Rabu (24/8).
"Pernah nemu sekali di Toko Asia di Berlin, tapi langka sekali dan jarang ada," lanjutnya.
sumber : https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20220825161131-262-839131/ada-nggak-sih-jengkol-di-eropa, akses tgl 08/09/2022.
Post A Comment: