Tempe dengan bumbu santan dan sayur lodeh bisa jadi makanan favorit mantan Presiden Indonesia Soeharto.


Namun nyatanya, kuliner khas Jawa Tengah yang digemarinya bukan cuma itu. Masih ada cabuk wijen atau sambal cabuk yang disebut jadi favoritnya.

Konon, makanan tersebut juga jadi makanan kesukaan sang istri, Ibu Tien Soeharto. Sambal cabuk adalah makanan khas khas Wonogiri, Jawa Tengah. Makanan ini berbeda dengan sambal lain yang biasanya berwarna merah, melainkan warna hitam yang dikeluarkan dari biji wijen yang disangrai dalam waktu yang lama.

Endang Sulasniawati adalah salah satu orang yang pernah jadi saksi mata saat ibunya, Titi Parwati membuat sambal cabuk untuk Soeharto. Saat itu sekitar tahun 1960-an, Endang mengungkapkan bahwa Soeharto tengah dalam masa kunjungan ke Wonogiri.

"Saya lupa waktu itu tujuannya ke Wonogiri untuk apa," kata Endang kepada CNNIndonesia.com.

Dia masih ingat betul ketika ibunya, Titi Parwati sibuk mempersiapkan sambal cabuk spesial pesanan Soeharto.

Titi yang seorang guru juga menambah penghasilannya dengan menerima pesanana makanan, termasuk cabuk. Ketika pesanan cabuk dari Soeharto tiba, Titi sudah mulai membuatnya sejak dini hari.

Endang yang saat itu masih duduk di sekolah dasar hanya bisa memandang ibunya dari kejauhan sambil mengucek matanya, berusaha untuk bangun dari tidur nyenyaknya.

Titi meracik cabuk wijen yang berwarna hitam ini dan membungkusnya dengan daun pisang.

Di hari yang diingat oleh Endang kecil, sang ibu terlihat tampak berbeda saat memasak sambal cabuk rambak. Walaupun sudah terbiasa memasak untuk pesanan, tapi raut wajah Titi terlihat sedikit gugup.

"Ibu, masak kagem sinten? (Ibu, masak untuk siapa?)," tanya Endang kecil yang masih setengah mengantuk kepada ibunya.

"Temennya ibu, tapi ini katanya mau buat menjamu tamu penting yang mau ke sini. Katanya, Pak Harto," jelas Titi ditirukan Endang.

Teman Titi yang dimaksud adalah seorang istri dari Komando Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI yang kala itu menjabat. Endang tak begitu ingat nama lengkap kawan ibunya itu, ia hanya ingat dengan panggilan sapaannya Budhe Darman. Keduanya merupakan teman sekolah yang masih berhubungan baik.

Setelah mendengar jawaban dari ibunya, Endang bergegas langsung membantu ibunya. Ia membantu membersihkan daun pisang yang akan digunakan untuk membungkus olahan sambal cabuk.

Selain dari biji wijen, komposisi lain dari sambal cabuk ini ada gula merah, kelapa sangan, daun jeruk dan daun kemangi. Proses pembuatan sambal cabuk ini bisa dibilang rumit dan lama.

Tak hanya sekedar membutuhkan waktu yang lama saat memasak, sambal ini dibungkus dengan daun pisang. Setelah itu, sambal itu dibakar dengan arang hingga aroma khas sambal cabuk keluar.


Rasanya hampir sama dengan sambal lainnya yang kuat dengan rasa pedasnya, namun ada sesekali rasa manis dari si gula merah. Sambal ini bisa dihidangkan dengan nasi putih hangat saja, tapi bisa juga dengan tambahan lauk lainnya seperti ikan teri layur goreng atau tempe goreng.

Setelah Endang selesai membantu mempersiapkan pesanan, Titi langsung mengemas sambal cabuk ke dalam sebuah kardus makanan yang ia tata serapi mungkin.

"Biar gak malu-maluin kan mau dikasih ke orang penting," ucap Endang.

Tak perlu waktu lama, Titi langsung mengantarkan sambal cabuk ke rumah teman yang dipanggilnya Budhe Darman dengan mengayuh sepeda. Endang juga diajak serta untuk membawa kardus-kadus berisi cabuk tersebut.

Selama di perjalanan, Titi berkali-kali meminta Endang untuk membawa kardus istimewa itu dengan hati-hati. Kondisi jalanan Wonogiri saat itu belum sebagus sekarang, banyak jalan terjal yang membutuhkan keseimbangan saat membawanya.

Namun, tak hanya sekali Titi menerima pesanan dari kawannya itu untuk diberikan kepada Soeharto. Saat kawannya berkunjung ke Jakarta untuk menemani sang suami bertugas, ia sering meminta Titi untuk membuatkan sambal cabuk yang nantinya akan diberikan langsung kepada keluarga Cendana.

Dalam ingatan Endang, ia pernah ikut mengantar ibunya untuk ke rumah masa kecil Soeharto yang ada di daerah Wuryantoro, Wonogiri. Selain bertemu dengan kawan ibunya, ia juga sempat melihat dan bertemu bahkan bersalaman dengan Soeharto.

"Ya masih kecil ketemu Presiden ya pasti senang, besoknya pamer ke teman-teman sekolah," kenang Endang sambil terkekeh.

Endang hanya menyayangkan momen itu tak sempat ia abadikan. Zaman dulu tak semua orang punya kamera yang bisa di bawa kemana-mana, beda dengan sekarang yang dengan mudahnya langsung dikeluarkan dari kantong celana.

Resep Rahasia Sambal Cabuk

Endang tak bisa memberikan alasan pasti Soeharto sangat menyukai sambal cabuk buatan ibunya. Tapi ia percaya bahwa sambal cabuk buatan ibunya terasa istimewa karena ada tambahan resep rahasia.

"Ya pokoknya hanya Ibu saja yang bisa buat dengan resep itu, pernah saya buat sendiri dan yang lain juga ngikutin caranya tapi rasanya beda jauh. Ajaib memang," kata Endang.

Selain itu, bahan-bahan untuk membuat sambal cabuk dipilih Titi dengan baik. Titi tak pernah mempercayakan siapapun untuk membelikan bahan-bahan, ia turun langsung ke pasar.

Selama proses pembuatan sambal cabuk itu pun, Titi hanya meminta Endang atau yang lain sekedar mempersiapkan bahan-bahan sebelum di masak. Selebihnya semua dilakukannya sendiri.

"Paling cuman minta untuk ngicipi dah pas apa belum," kenang Endang.

(auz/chs)
CNN Indonesia
sumber : 
- https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20220816170133-262-835414/sekardus-sambal-cabuk-wijen-istimewa-kiriman-buat-soeharto
- https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20220816170133-262-835414/sekardus-sambal-cabuk-wijen-istimewa-kiriman-buat-soeharto/2, akses tgl 19/08/2022.

Axact

PERSAGI Bandung

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment: